Asalammualaikum. Wr. Wb
Sudah lama Cuma belum sempat saya tuliskan karena banyak
urusan keluarga, ekonomi dan sosial seperti acara 17 agustus.
14 juli 2016 kami putuskan untuk mendaki Gunung Selamet yang ke dua kalinya bersama cahyo, kita Cuma berdua, karena yang lainnya tidak ada yang mau, maklum mungkin masih sibuk acara keluarga, lebaran gan hehe.
Langsung saja yah ini foto kami berdua.
Kami mendaki pada pukul
3 sore, alhamdulilah cuaca cukup mendukung, karena saya berniat membuka
tenda di pos 3, belajar dari pengalaman mendaki gunung selamet yang pertama di pos 7 sangatlah dingin. ini tenda kami.
Perjalanan kali ini sangat kita nikmati bahkan kami membawa
tahu sama tempe untuk goreng-goreng dan hasilnya ini sangat mengasikan.
Tenda 2 orang teryata seperti tidur di vila hehehe, itu ada bungkus minuman energi bukan punya kami loh. oke singkat cerita kami tidur walau 5 menit bangun, tidur ayam lah istilah jawanya, maklum dingin gan, gak punya SB.
Jam 6 pagi setelah
kami membuat sarapan dan menyatap bersama, saya putuskan untuk naik ke puncak, pos demi
pos kami lewati dengan mudah sampai de pelawangan yaitu pos 9, jam sudah
menandakan pukul 10 pagi, itu karena
kita tidak pernah berhenti jalan dan jalan sambil menikmati udara pagi yang sejuk
dan pemandangan yang elok tentunya.
Kami kehabisan air saat di pelawangan bahkan tak punya
setetespun hmmm, itu karena Cuma bawa 1
botol air mineral dan makanan ringan di carir, barang-barang juga kami tinggalkan
di pos 3 dimana tenda kami dirikan, tak banyak bosa basi kami kuatkan tekat
untuk melangkah ke puncak yang sudah sangat dekat di pelupuk mata.
Belum ada 15 langkah kami naik ke atas, kami melihat ada
seorang pendaki yang terpeleset dan benar saja dia seperti lari bebas dari
kecuraman yang sangat curam, setelah lari dia pun terjatuh dan guling-guling
sampai semua orang yang sedang mendaki maupun turun, melihat kejadian itu
sambil berteriak awas, tak ada orang yang bisa menghentikan, jika ada mungkin
akan ikut jatuh dan terguling, karena pelawangan sangatlah curam dan tak ada
batu yang benar benar kuat untuk pijakan.
Alhamdulilah dia berhenti tepat 1 meter di samping kami,
karena tertolong pohon kecil, saya langsung mendekat tapi sangat banyak yang
menolong rupanya rombonganya sangat banyak, dan pendaki yang terguling tersebut
Cuma mengalami luka benturan ringan di kepala, kaki, dan lengan sempat pingsan
sesaat tapi bisa berjalan turun, coba kalau dia terjatuh setengah perjalanan
antara pelawangan sampai puncak pasti tidak akan berhenti berguling- guling dan kemungkinan selamat
sangatlah tipis.
Kami tidak memfoto pendaki yang jatuh, karena itu bukan sifat saya, dan cukup untuk pelajaran, itu pohon yang menyentikan penaki yang terjatuh.
Kami pun langsung down bahkan kaki gemetar, saya beranikan untuk meminta air ke pendaki
yang turun dan di kasih setengah botol alhamdulilah, kami duduk sambil memandang
hamparan bunga abadi yang ada di bawah kami, mata saya dan cahyo berpandangan
sambil tersenyum, saya tanya gimana, dia jawab ayo lah, ini petanda untuk kita
lebih hati-hati.
Singkat cerita kami sampai di puncak jam 11 siang, walau
jarak pelawangan dan puncak sangatlah dekat tapi memakan waktu lebih lama.
Kita habiskan waktu di puncak dengan foto dan mendoakan
pendaki yang gugur, dan ada yang unik yaitu kami sempat telfon ke ibu kami dan
menyampaikan bahwa kami lagi di puncak, Cuma 1 menit sinyal hilang lagi,
mungkin sinyal lewat yah gan.
jam 12 lebih kami putuskan untuk turun,
Sampai di pos 3, jam 3 sore, istirahat ,
masak mie dan membuat kopi, setelah istirahat di rasa cukup kami putuskan untuk
berkemas dan turun ke bascam, sampai di bascam jam 7 malam. Di bascam kami
istirahat lagi karena hujan pun turun, singkat cerita kami pulang jam 9 malam
sampai di rumah jam 10 malam. Langsung cuci kaki dan tidur.